Arsip akan terkumpul secara alami sejalan dengan berputarnya roda organisasi. Suatu perusahan/ Lembaga Negara yang tidak memilik program menejemen arsip yang terpadu akan mengalami situasi problematis yaitu terkumpulnya arsip baik Aktif, Inaktif maupun Statis dalam suatu ruangan (Filling Cabinet, gudang Arsip dan sebagainya) dengan demikian permasalahan yang muncul adalah sulitnya menemukan Arsip ketika diperlukan, makin sesaknya ruangan penyimpanan Arsip/ unit kerja .
seiring dengan era globalisasi yang mengisyaratkan akan adanya persaingan bebas dalam berbagai bidang (termasuk records management), maka pengelolaan arsip pun harus mengikuti ketentuan, kaidah-kaidah yang berlaku sehingga bidang Kearsipan tidak sebagai barang asing di negeri sendiri.
Kearsipan masih dianggap TIDAK PENTING, hal ini tidak terlepas dari opini yang terdapat dimasyarakat (publik opinions) bahwa Arsip identik dengan sampah, tumpukan kertas yang tak berguna. Hal tersebut mestinya dibuang jauh-jauh jika tidak ingin ketinggalan dari kehidupan Kearsipan yang sudah begitu maju di negara lain (Belanda, Australia, Singapura, Kanada, Jepang, dsb)
Salah satu bidang yang tidak kalah penting dalam records management adalah pengelolaan Arsip Aktif. Dengan pengelolaan Arsip Aktif yang baik maka diharapkan akan baik pula sistem Kearsipan secara menyeluruh.
A. Pengertian
Arsip
berasal dari bahasa Yunani “Archeion”, sedangkan dalam bahasa
latin disebut “Archivum” yang diartikan kantor pemerintahan dan kertas yang
disimpan pada kantor tersebut, yang semual diterapkan pada record atau rekaman pemerintahan (arsip). Dari kata Archeion tersebut ditemukan pula
akar kata yaitu “Arche”. Menurut Sulistyo
Basuki (1996:2) dari akar kata Arche terbentuk kata baru , antara lain :
1).
Archaios artinya kuno, semisal archaeology
yang artinya mempelajari pelajaran kuno;
2). Archi
artinya tempat utama, kekuasaan, misalnya architect artinya ahli membuat
rancang bangunan;
3). Archeian
artinya kantor, gedung pemerintahan.
Sistem pemberkasan (Filling System) menurut Kenedy (1998) :
Sistem penyimpanan dan penemuan kembali informasi (arsip) yang terdiri
dari aspek sistem seperti : Lokasi
fisik, metode klasifikasi dan pengindeksan, pengaturan/ penataan berkas,
prosedur pemberkasan, peralatan dan perlengkapan, pelacakan berkas, teknologi
yang digunakand alam implementasi system.
Arsip terbagi dalam 2 (dua) bentuk
yang dibedakan berdasarkan penggunaannya, yaitu :
1). ARSIP DINAMIS
Arsip dinamis adalah arsip yang
dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan
kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam
penyelenggaraan administrasi pemerintahan. Dinamis ini terbagi dua, yaitu arsip
aktif dan arsip in aktif.
a).Arsip Aktif
Arsip yang mempunyai frekwensi penggunaan yang tinggi yang
masih diperlukan oleh unit kerja dalam suatu pemerintahan maupun swasta.
b.) Arsip Inaktif
Arsip Inaktif merupakan arsip yang
tingkat penggunaannya sudah menurun atau tidak sering digunakan.
2.
ARSIP STATIS
Arsip
statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai
guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang
telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip
Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga kearsipan.
B. Klasifikasi
Untuk
menjamin pengelolaan arsip aktif secara aktif dan efisien diperlukan
klasifikasi arsip (Records
Classification). dengan melakukan hal itu maka arsip yang tercipta dan yang
diterima dari instansi lain dapat diatur dan ditata sehingga penemuan kembali
dapat secara tepat dan cepat.
International
Council On Archives (1988) menerangkan bahwa klasifikasi adlah penyiapan
system / perencanaa pemberkasan atau skema klasifikasi untuk arsip dan
pemenpatan seri arsip dan atau item kedalam rencana/ system atau skema
klasifikasi.
Skema Klasifikasi menurut ICA (1988) adalah
pola pengaturan arsip berdasarkan group/ kelompok, seri dan item. System
klasifikasi mempunyai sifat-sifat :
a. Terdiri
dari klas dan sub klas yang memadai yang meliptui semua fingi yang ada dan
kegiatan yang didokumenkan
b. Terminologi
berasal dari fungsi atau kegatain buka dari nama unit organisasi.
c. Terdiri
dari teminologi yang jelas
d. Mempunyai
cirri-ciri tersendiri/ berisi kelas yang berlainan.
e. Harus
mempunyai suatu hierarki yang di9mulai dari konsep yang paling umum ke yang
spesifik, misal : Keuangan – Laporan Keuangan – Laporang Rugi/ Laba;
f. Sangat
spesifik bagi bagi tiap-tiap organisasi;
g. Dapat
disesuaikan dengan perubahan-perubahan organisasi.
Contoh Kode/ Skema Klasifikasi
1). Berdasarkan Kode Abjad;
Adalah metode
penyimpanan dan penemuan kembali arsip berdasarkan alphabet (kode huruf), system
ini disebut direct filling system
artinya ; petugas arsip dapat lengsung mencari arsip yang diinginkan ke loksi
tempat peyimpanan arsip.
P. Personalia
p.a
Rekruitman
p.b Lamaran Kerja
p.c Personal File
p.d Kesejateraan
p.d.a Tunjangan
p.d.b Jaminan
Kesehatan
p.d.c Lembur
2). Berdasarkan
Kode Nomor
Adalah metode
penyimpanan dan penemuan kembali dengan menggunakan pengenal “Nomor” atau angka
sebagai kode. System ini biasa diterapkan di instansi/ perusahan yang
menginginkan penemuan atau penyimpanan arsipnya berdasarkan kode nomor, missal :
nomor nasabah, nomor pelanggan telepon.
00. Personalia
00.00
Rekruitman
00.01
Lamaran Kerja
00.02
Personal File
00.03
Kesejateraan
00.03.00 Tunjangan
00.03.01 Jaminan Kesehatan
00.03.02 Lembur
3). Berdasarkan Kode Alpha Numerik
Adalah metode
penyimpanan dan penemuan kembali arsip dengan menggunakan gabungan huruf dan
angka. Kode hurus menunjukan seri arsip, (Ketegori/ subjek), kode angka pertama
berkas/ file (sub kategori/ sekunder, kode angka kedua menunjukan item (sub sub
kategori/ tersier)
Per.
Personalia
Per.00 Rekruitman
Per.01 Lamaran
Kerja
Per.02 Personal
File
Per.03 Kesejateraan
Per.03.00 Tunjangan
Per.03.01 Jaminan Kesehatan
Per.03.02 Lembur
Sumber : Seri Bahan Pengajaran
Diklat Arsiparis Tingkat Ahli
ANRI
2015
2015
Respot by : DE
No comments:
Post a Comment